Dunia Belanja
wajah nampak seperti panggung peragaan busana. Para wanita di München memang cenderung konsumtif mereka membelanjakan uang antara 100 sampai 1000 euro lebih hanya dalam waktu kurang dari satu minggu untuk menunjang penampilan.
"parfum, mascara, sarung tangan kulit, apel, yoghurt, air mineral saya habiskan sekitar 115 euro,"urai wanita usia 23 tahun dengan status pekerja azubi (PKL) lain pula dengan Melanie (31) karyawati sebuah perusahaan", lip balm, mantel, boot, cat kuku, air mineral, haribo (sejenis permen) saya habiskan hm..sekitar 376 Euro!" ujarnya. Dua wanita itulah yang mewakili wanita kebanyakan, lihat saja bila kita memasuki daerah belanja. Menenteng aneka tas dari berbagai label toko atau butik tak pernah terukir wajah lelah mereka masih dengan penuh semangat terus menjelajahi setiap toko yang dianggap menarik untuk dieksplorasi! mencoba dan menumpukkan tas-tas belanjaan adalah hal yang biasa disaksikan setiap hari hingga selepas jam kantor antara pukul 5 hinggal pukul 8 malam saat toko menghentikan operasinya. Memandang pria keren atau wanita cantik nan modis tersebar dimana-mana bahkan seorang pelayan dan kasir toko pakaian pun tampil sangat modis!! dengan bawahan dan atasan yang berwarna ala Jamaican dengan rambut model jambul yang diikat kebelakang lengkap dengan segala aksesoris dan sepatu ala petinjupun kecantikan mereka sama sekali tidak pudar...terbayang kalau saya yang berdandan seperti itu!(gubbragk...) Katakanlah butuh 3 sampai 4 jam atau lebih seorang wanita membutuhkan waktu untuk menyusuri barisan toko-toko atau butik. Bahkan seorang Boris Becker pun rela menunggu sang pacar untuk mencoba aneka mantel, pakaian, boot hingga tas selama berjam-jam yang dilakukannya sambil menelpon atau hanya duduk terpekur!! (tak masalah...) Saya sendiri membutuhkan beberapa jam untuk berkeliling di daerah surga itu, dengan catatan tanpa suami atau anak!
Menurut saya tak hanya wanita yang mendominasi masalah belanja ini atau belanja itu, pria juga demikian!! lihat saja para pemain sepak bola yang dari atas kepala hingga kakinya semua ditampilkan seperti seorang model Cavalli, Prada atau H&M for men (atau matahari...) membungkus mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh mereka saat kita memasuki toko dan butik apalagi toko olah raga, toko sepatu dan toko official kesebelasan kesayangan. Semua juga dipenuhi dengan kaum adam ini, cuma bedanya mereka belanja dengan gaya to the point dan masih menjaga wibawa! jadi tak begitu mencolok. Tetapi mereka tetap menuduh kita shopholic.
Namun apa yang terjadi dengan mereka yang memiliki kekurangan? seperti para tuna netra, keterbelakangan mental dan lainnya? ternyata mereka juga masih tetap bebas memilih dari atas kursi roda, bersama teman atau memilih sendiri. Fasilitas yang menunjang kemudahan mereka seperti lift atau eskalator di area publik hingga disetiap toko, trotoar yang nyaman, transportasi dan bantuan dari pelayanan toko selalu tersedia. Merekalah prioritas pertama dalam fasilitas dan kenyamanan pelayanan. Tak disadari bahkan setiap rambu lampu penyeberang jalan dilengkapi dengan bunyi yang berbeda untuk mengetahui tanda jangan menyeberang dan silakan menyeberang! ini salah satu kemudahan bagi para tuna netra. yang lainnya bisa berupa tempat parkir hanya khusus penderita cacat biasanya mobil mereka diberi sticker khusus dari pemerintah apabila mobil yang tidak memiliki tanda ini berada di tempat parkir itu pasti akan diselipkan surat tilang di kaca. Para tuna netra juga diberi keistimewaan lain berupa huruf brille pada setiap kemasan kotak. Huruf brille ini juga mulai dikenalkan pada murid-murid sekolah dasar. Mereka tetap bertemu dan berkawan dengan sesama atau bukan, hal ini tidak menyebebkan mereka merasa kekurangan. Tak hanya mereka yang memiliki ketidak sempurnaan jasmani, para penderita kidal pun memiliki toko yang menjual aneka keperluan kantor, sekolah hingga rumah tangga yang mendukung kelancaran kerja seperti pisau bergerigi, gitar, gunting sampai buku tulis!!!
Seorang ibu dengan anak perempuan kecilnya yang terbelakang mentalpun tetap didandani dengan aneka jepit yang cantik dengan segala pujian, sambil memilih pakaian kecil untuk sang gadis itu. Bukankah setiap manusia itu sama bukankah setiap manusia punya hak. Anda yang bisa mendukung semua ini.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home