Narsisme??
Menulis dalam sebuah blog tak ada yang salah bukan? segala isi hati dan otak tertuang seolah-olah inilah tempat curhat yang paling oke. Tak ada yang mengedit atau apalah namanya semua bisa bebas namun tentu saja masih dalam batas yang normal. Hingga akhirnya terdengarlah sosok kata Narsisme selain komentar bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Terus terang pertama mendengar kata ini langsung saja membuat kening bertaut, kemudian mencari tahu apa artinya. Narsisme menurut wikipedia adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.(salahkah...?)
Boleh disebut sedikit kuper atau asli bolot :p Membaca atau mendengar "sanjungan" komentar kamu narsis, sedikit narsis, tulisannya sangat narsis atau jangan terlalu narsis! Mengapa tak langsung saja ",please de jangan pamer!kayak gitu." Minimal ini tak membuat bertanya-tanya dahulu namun apa sih sesungguhnya yang membuat beda.
Mencoba untuk tak menulis dengan kandungan narsisme(pamer?), rasanya seperti menulis sebuah artikel olah raga, politik atau sebuah novel. Toh imajinasi sehari-hari yang bukan penulis profesional ini selalu tertuang mungkin dalam keadaan semi narsisme (ada gak ya?)atau asli narsisme sedangkan menulis sebuah posting yang menampilkan keadaan yang biasa-biasa saja pun membutuhkan inspirasi, apalagi tanpa narsisme :p
Mau hendak mencari inspirasi kemana lagi bukannya menulis dalam blog termasuk kegiatan yang dapat mengasah kemampuan dalam bertutur kata?(Mariskova blog).
Termasuk kemampuan verbal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari apa bisa juga disebut narsisme misalnya, seseorang yang ingin mencari solusi tentang masalah perkembangan anak yang lamban namun jawaban yang diperoleh adalah uraian keajaiban skala lebih milik sang buah hati atau tanpa ditanyapun akan meluncur cerita keajaiban dan kelebihan kemampuan anak, urusan kantor, dirinya dan suami pokoknya lingkungannya! Dan apabila disanjung situasi ini akan menjadi lebih parah lagi hingga sampai bertemu di lain kesempatan!
Bedanya setiap terbitan artikel minimal langsung bisa diskip, diberi comment bagus atau sebaliknya, lha kalo bertemu sosok yang seperti ini mau gimana lagi? apa perlu di Comment juga ya?.. jangan narsis??? gak tega de@
4 Comments:
saya kira wajar setiap ibu membanggakan keadaan bakat atau kemampuan anak atau keadaan keluarga. Selain rasa syukur si ibu, mungkin saja bisa menjadi alat pacu. Apa yang salah ya???
Hai, Niken. Baru sempet mampr tp kyknya ga sempet baca2 nih, udah kemaleman. Bsk2 ta mampir lagi ya...
Nik, setau sy narsis itu membanggakan diri sendiri (kepunyaannya sendiri) secara berlebihan. Kalau belum berlebihan sih belum narsis namanya (seperti cerita ttg anaknya yg pandai dan lucu, kerjaannya yg menyenangkan, dsb.). Memang kadang2 sang ibu sangking bahagianya punya anak yang lucu dan pandai sampai susah distop kalo lg cerita. Tapi kalaupun iya, kenarsisan itu terjadi dengan orang lawan bicara, sy dengarkan sj tanpa komentar, kalo bosen usaha dulu alihkan pembicaraan, kalo masih ga bisa ya sudah..pura-pura mau jemput anak kek, mau nengok orangtua kek, ada janji dengan bos kek; yang penting bisa ninggalin dia...:);)
hmm bisa juga sang ibu seperti itu...
Terima kasih buat tambahan info narsisme-nya...
Post a Comment
<< Home