Kino*
Kegemaran nonton di bioskop terjadi ketika pertama mengenal si dia 11 tahun yang lalu... dari hobbynya yang nonton film saya jadi kenal macam-macam artis dunia selain artis sinetron :p
Sebelumnya kegemaran nonton di bioskop komersil hanya terjadi beberapa kali saja yaitu ketika nonton film Flash Gordon, Star wars, Superman, lupus dan home alone 1. Sedangkan bioskop non komersil ato gratis adalah film-film perjuangan karya asli pemerintah Indonesia ato pilem Rambo yang jalan ceritanya 65% disensor dan diputer di bioskop Misbar (gerimis bubar) alias layer tancep :D
Ini terjadi karena selain faktor usia juga tekanan ekonomi (rakyat jelata banget) hehehe
Sayangnya dari judul-judul film non komersil itu tak ada yang jadi favorit saya namun selalu saja tetap lekat diingatan entahlah..., beda dengan film bioskop semuanya bagus-bagus terlebih jika mampu membuat air mata berderai dan hati bahagia apalagi yang bisa membuat hormon adrenalin naik turun.. maksudnya bukan pilem porno loh ;)
sayangnya semua jalan cerita nonton di biosop komersil ini justru mudah menguap hingga berganti dengan tema film yang baru.
Menikmati suasana bioskop di luar tanah air emang beda banget!!(Iyalah...) Selain masalah usia yang sangat ketat, masalah bahasa juga penting! Contohnya ketika ingin menikmati sebuah film seperti Harry potter yang bisa dikategorikan untuk anak-anak kecil ternyata usia yang dianjurkan adalah 7 tahun keatas, dibawah usia itu sama sekali tak diijinkan untuk menonton!Suatu kali kami pernah melanggar larangan itu dengan mem-mark up umur anak kami menjadi hampir 6 tahun padahal saat itu umurnya baru 4 tahun lebih, pertanyaan yang sama "Are you sure that your son is already 6 years old?"(wee..anak siapa yeee) dimulai dari kasir tiket hingga mas-mas yang merobeknya, semua kami tanggapi hanya dengan anggukan kepala saja tanpa mengeluarkan sepatah kata kuatir akan terdengar suara yang gemeterrrrr..rr... dan ketika duduk di kursipun seorang ibu yang duduk di depan kami sempat menanyakan apakah anak kami tak merasa takut ketika akan tidur? kami berdua menggeleng mantap!!ah kapok! kalaupun diperbolehkan hanya terbatas seperti film kartun semacam open season atau madagascar yang dapat ditonton dari usia o tahun yang dilengkapi dengan fasilitas kursi tambahan semacam car seat untuk penonton kecil...
Masalah berikutnya adalah soal bahasa, yang menjadi kendala. Kalau tidak selektif bisa-bisa kita cuman duduk bengong hingga cerita berakhir karena rata-rata bioskop di Jerman memakai dubbing bahasa nasional mereka untuk semua jenis film asing yang diputar (jangan membayangkan dubber ala little missy atau telenovela di Indonesia), selain itu ada pilihan beberapa bioskop yang menggunakan fasilitas text pada layar dan bioskop yang tetap memutar bahasa aslinya atau Original Version.
Harga tiket yang bervariasi tergantung jam atau hari paket keluarga seharga € 5,00 sedangkan harga tiket filem kelas box office bisa dikenai € 9.50 dan € 10,00 bagi yang duduk di balkon atas. Sedangkan makanan yang dijual adalah makanan khas bioskop seperti, pop corn, cookies dan nachos serta permen gummy fruit khas jerman aneka soft drink dan eis kream, Semua dapat dibawa masuk kecuali minuman hangat. Saya tak tahu apakah ini peraturan atau bukan, kewajiban penonton sehabis nonton adalah selalu membawa serta sisa-sisa bungkus makanan atau minuman mereka untuk dibuang pada tempat sampah yang disediakan di setiap pintu keluar, salut!!!
Adapun kejadian seperti memberikan tepuk tangan panjang ketika film yang disaksikan sangat menarik, mengingatkan saya akan tepuk tangan dan siulan penonton ketika nonton film Commander saat agustusan dulu..maklum biasanya sih kalo bukan serangan umum 11 maret yaaa... bambu runcing Bung Tomo!Dimana lagi selain nonton bioskop Misbar itu...! (uh aib!)Mujarabnya memberikan tepuk tangan dengan hati puas dan gak kepaksa, ternyata bisa lebih menenangkan lo...contohnya seperti saat applaus panjang penumpang pesawat komersil saat mendarat di Malta International Airport salah satu negara tujuan touristik!! Alhamdulillah and Thanks to Mr. Pilot. (gak nyambung!!!)
Walaupun saya cerita abis-abisan tentang nonton bioskop di sini tetap aja yang namanya premier time di tanah air bisa lebih maju selangkah karena jadwal tayang di negara Kanslerin Merkel ini bahkan bisa saja baru nyampe setelah 1 bulan kemudian akibat kebijakan dubbing itu@
Kino* = Bioskop
5 Comments:
Niken, masalah nonton sih (terutama di bioskop) sampe sekarang bukan kegemaran sy. Ga tau kenapa rasanya suka males kalo nonton trus filmnya bikin deg-degan (bukan yg porno ya..,tp maksudnya film action), takut, atau sedih sampe nangis misalnya; belum lagi ntar kebayang-bayang sedihnya, takutnya, deg-degannya...ah...mendingan blogwalking aja deh...he..he...
Niken, masalah nonton sih (terutama di bioskop) sampe sekarang bukan kegemaran sy. Ga tau kenapa rasanya suka males kalo nonton trus filmnya bikin deg-degan (bukan yg porno ya..,tp maksudnya film action), takut, atau sedih sampe nangis misalnya; belum lagi ntar kebayang-bayang sedihnya, takutnya, deg-degannya...ah...mendingan blogwalking aja deh...he..he...
Niken, masalah nonton sih (terutama di bioskop) sampe sekarang bukan kegemaran sy. Ga tau kenapa rasanya suka males kalo nonton trus filmnya bikin deg-degan (bukan yg porno ya..,tp maksudnya film action), takut, atau sedih sampe nangis misalnya; belum lagi ntar kebayang-bayang sedihnya, takutnya, deg-degannya...ah...mendingan blogwalking aja deh...he..he...
Sorry, sorry, 'publish'nya dipencet beberapa kali, dikirain error jd aja 'nampang'nya sampe 3 kali...
gak masalah...
Post a Comment
<< Home