WHERE I BELONG TO...
  • Dapur
  • Interior
  • ClayPop
  • Foto
  • Credits


  • Forecasts | Radar


    Links
    • Tiara Ratu
    • Ngulas Buku di qyu-blog
    • Belajar ngeblog
    • donnie blog
    • lepuspa Blog
    • Raisa Blog
    • Yossy Blog
    • Rere Blog
    • Atiek Blog
    Archives
    • October 2006
    • November 2006
    • December 2006
    • January 2007
    • February 2007
    • March 2007
    • April 2007
    • May 2007
    • June 2007
    • July 2007
    • September 2007
    • October 2007
    • December 2007
    • January 2008
    • February 2008
    • May 2008
    Previous entries
    • Tuyul, kuntilanak, pocongan dkk
    • Dimadu
    • News for beginners Cooks
    • Intolerant Laktosa
    • Kino*
    • Narsisme??
    • oooo IKEA
    • ID
    • Anti air
    • Dunia Belanja




    Main SUDOKU Yukk

    SUDOKU

    Thursday, December 21, 2006

    Akupun menjadi Ibu

    Mengasihi sesama harus seiring napas yang dihirup dan juga menjaga martabat diri perlu ditegakkan. Demikian ia memberi contoh.
    Ibu ajarkan kelembutan yang mendalam, menunjukkan kasih sayangnya yang tak terhingga. Lewat wujud kemauan dan ikhtiarnya yang keras dan semangat hidup yang enerjik.

    Ibu menjadi energi pendorong yang besar, Ibu juga kadang terlalu pemberani, walau sebenarnya demi membangun dan menjaga keluarga.
    Dia didik anaknya untuk percaya diri, bertekad besar dan tak mudah menyerah
    .

    Ibu juga mudah jatuh iba, sering menjadi pelindung yang kuat. Pesan seringnya adalah, "Katakan benar jika itu benar." dan "Mudahlah berbagi dengan apa yang kamu punya." Dia juga ajarkan untuk tak ragu maaf memaafkan dan menjaga silaturahmi.

    -Itulah ibu, yang setelah meninggal pun tulangnya lebih rapuh dan kusam dibandingkan dengan warna tulang ayah, karena kalsiumnya terserap setelah mengandung dan menyusui anak-anaknya.

    Tak sedikit pula, anak-anak yang setelah menjadi ayah atau ibu, masih menelepon ibunya
    ketika mereka sakit, sedih atau sedang kalut. "Pak, mana ibu, aku lagi sakit nih .." "Ibu, aku stress besok harus presentasi di kantor." "Ibu, doain ya aku sudah mau melahirkan", "Ibu, besok aku berangkat ke luar negeri, doain lagi ya", atau sekedar rintihan kerinduan, "Bagaimana kabarnya Ibu?"

    "Bagi ibu sejati, anak adalah more than fortune, more than fame. And mothering is the name of her game," begitu ditulis Soetjipto W.

    Tidak ada yang lebih memilukan bagi ibu sejati dari pada merasa tidak berdaya, mengatasi naluri untuk menumpahkan curahan kasih sayang, kepedulian, dan dukungan moril, tatkala anak-anak membutuhkannya.
    Ia, akhirnya hanya bisa bersujud memanjatkan doa.- (Zeverina, kompas)

    Ibu yang selalu kita rindukan, siapapun dia dan dimanapun berada setetes air mata selalu muncul disudut mata saat membayangkan usahanya dari mengandung hingga mengurus kita.

    Apakah bahagia di hari tuamu ibu? Apakah dapat engkau rasakan usapanmu ketika aku ketakutan dahulu, sekarang dapat mengaliri tanganku ketika memeluk anakku?

    Terima kasih ibu dan Selamat hari Ibu juga.....

    posted by Niken @ 3:40 PM   2 comments

    2 Comments:

    At 12:32 PM, Anonymous Anonymous said...

    I Love you Mother...

     
    At 12:59 AM, Blogger Leny Puspadewi said...

    Cinta, kasih sayang, dan pengorbanan seorang Ibu memang tiada tara. Kadang sedih, memikirkan ketidakmampuanku untuk membalas semua itu. Tapi seperti kata-kata di sebuah lagu di masa kecil kita :"kasih ibu kepada beta, tak terkira sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia"...
    Itulah ibu...
    Selamat hari perempuan (tgl 22 Des itu katanya ga cuma untuk ibu, tp semua perempuan walaupun belum/tidak menjadi ibu)...

     

    Post a Comment

    << Home

    Layout design by Pannasmontata